Jumat, 20 Februari 2015

Moment Imlek di Hong Kong

Bagi saya  lebaran cina selalu menjadi moment terindah. Sembilan tahun bekerja di Hong Kong dengan orang Cina, membuat saya banyak pengalaman tentang perayaan imlek yang mereka rayakan. Orang Hong Kong ketika menghadapi liburan panjang, seperti lebaran tahun baru cina. Mereka lebih suka berlibur keluar negeri setelah usai jaumauan makan bersama seanak sodara dan bagi-bagi lesi.
 Pada pengalaman pertama saya merasakan imlek di Hong Kong, tidak merasakan kewalahan menghadapi pekerjaan yang katanya teman-teman yang sama profesinya sama seperti saya bilang kalau lebaran cina harus membersihkan rumah sampai benar-benar bersih dan mempersiapkan keperluan imlak, nasib baik saya punya majikan tidak nyinyir. Jika di tanyain teman “Lebaran cina mbokmu  ngasih lesi berapa?” pertanyaan lazim, bagi kami yang suka tanya. tidak ditanyakan juga kadang di ceritakan ke teman tentang apa yang kita rasakan ketika menghadapi tahun baru cina. Menghadapi pekerjaan yang tiada henti sebelum bubar pesta, itu pasti melelahkan sampai gempor ketika majikan menuruh masak ini dan itu.
“Saya dapat dua lesi, isinya $100. Jadi saya dapat dua ratus dollar. Maklum,  aku kan kalau lebaran cina tidak nguras tenaga, jadi berapa yang majikan kasih patut disukuri.” Jawabku, cerita dari teman-teman saya ada yang mendapatkan hingga $3000 karena ia menjaga anak kecil atau menjaga orang tua, jadi mereka kebanjiran lesi lebih banyak. Saya dikasih dua ratus dollar sudah bersukur banget, sampai-sampai saya simpan di bawah bantal hingga imlek tahun yang akan datang lagi.
Ketika majikan saya pergi berlibur di luar negeri, saya di rumah sendirian. Dan saat mau berangkat libur saya menemukan dua lesi di depan pintu. Ketika saya buka isinya $100 per lesinya. saya sempat berfikir untuk apayah isi lesi ini? Akhirnya uang lesi itu saya masukan kotak  amal yang berada di bawah apartermen ketika pak sekuriti menggalang dana untuk bencana alam gempa di Cina. Semoga membawa berkah dunia dan akherat, Aamiin.
Begitulah pengalaman pertama imlek di Hong Kong, terus yang ke dua dan ke tiga kalinya tahun baru imlek di majian yang sama selama empat tahun, saya mendapat lesi seperti biasa dua lembar tapi isi nilainya berkurang. Mungkin karena majikan saya sedang krisis keuangan, atau mungkin mereka tidak puas dengan kerja saya sehingga mereka mengurangi nilai pemberianya.  Wallohi, haya Allah yang thau.
Usai masa kontrak saya di sana selama empat tahun, akhirnya saya memilih suasana keluarga majikan baru dan mencari suasana baru. Majikan saya kali ini luar biasa, rumahnya lebih mewah dari majikan saya yang dulu tinggal di apartermen tua. Kelihatanya sih majikanku  orang kaya, orang Hong Kong yang bisa tinggal di sebuah apartermen elit Kondo, pastinya dia orang kaya.
Dua bulan saya tinggal di sana rasanya tidak kuat karena majikan yang cerewet minta ampun. Akhirnya saya hanya bisa bertahan di sana selama tujuh bulan, dalam kepenatan saya menghadapi pekerjaan dan majikan super crewet, saya pun di sana melalui tahun baru cina. Tapi sayangnya saat majikan saya pergi liburan ke luar negeri pada lebaran cina mereka menitipkan saya di Agenyc. Masih beruntung dititipin di Agency, kalau diikat di rumah lalu ditinggal liburan ke luar negeri apa tidak berabe seperti kasusnya KArtika yang di ikat dikursi dan di kasih popok ketika majikanya pergi liburan.
Karena majikan saya orang kaya jangan tanya deh, berapa saya dapat lesi dari mereka. Pasti saya kasih tahu, karena setiap perjalanan hidup ini pasti ada hikmahnya. Mungkin Allah Swt tidak memberi saya rejeki berbentuk lesi, tapi insya Allah, Allah memberi rejeki saya dengan kesehatan  akal sehat dan sehat jasmani, terutama harus selalu bersukur dengan nikmat yang Allah SWT berikan. Itu terpenting yang kita harapkan, sesungguhnya uang itu tidak ada nilainya jika badan kita sakit. Ketika saya mendapatkan dua lembar lesi yang berisi $10 dollar saya masukan ke kotak amal. saya haya berharap punya majikan yang baik, boleh sembayang dan tidak megang babi.
Mustahilkan mencari pekerjaan di Hong Kong yang mayoritas penduduknya tidak beragama. Subbahanallah… setelah saya keluar dari rumah megah itu saya mendapatkan majikan muslim asal Maroko yang sangat sederhana. Dia hanya seorang guru bahasa Francis yang gajihnya sebatas honor. Untuk menghidupi kebutuhan rumah tangganya dan menggajih pembantu sangatlah berat baginya. Akhirnya saya di sana haya satu tahun enam bulan, karena mereka sudah tidak sanggup menggajih saya. Tinggal bersama merekapun menjadi moment terindah ketika lebaran cina, merekapun memberiku lesi. Ini diluar pikiran saya dia akan memberiku lesi, karena majikan laki-laki orang dari Maroko
Ketika saya akan pergi meninggalkan mereka Do’a tuluslah yang mereka berikan pada saya. Mereka mendo’akan agar saya dapat majikan yang baik. Alhamdulilah, berkat do’a mereka saya mendapat majikan baik dan pekerjaan yang tak begitu berat. Selain majikan baik saya juga di beri suguhan pano rama alam yang indah di Clear Water Bay.
Awal tahun 2013 saya mulai bekerja dengan keluarga besar yang memiliki marga Lau membuat saya banyak belajar arti kebersamaan dalam berkeluarga. Nenek yang saya rawat mempunyai delapan anak yang sudah beranak pinak. Jadi kalau kumpul di rumah semua anak dan cucu nenek akan terasa ramai seperti pasar petek. Aku menjdi lebih sibuk dari pada imlek sebelumnya, ketika saya bekerja di sebuah apartermen di perkotaan, tetapi sepi ketika merayakan tahun baru imlek.
Dengan melihat kebersamaan kumpul bersama keluarga besar, membuat saya ngiri. Aku ingin sekali ketika hari raya idhul fitri bisa kumpul keluarga dan bagi bagi hadiah dan lesi. Kebersamaan mereka menginspirasi saya agar saya lebih dekat dengan orang tua dan menyayangi  keluarga.
Majikan saya pernah menjelaskan tentang lesi, lesi dalam bahasa inggrisnya red packe atau lucky money. Lucky money adalah uang keberuntungan, jadi siapa yang mendapatkan uang terbanyak atau sedikit itu menandakan keberuntungan kalian.
Di tahun 2015 bulan Febuari ini adalah imlek yang ke 3 yang saya rasakan bersama keluarga Lau. Saya berharap ini adalah tahun terakhir bekerja di Hong Kong dan imlek kali ini adalah moment terakhir bagi saya, hi hi hi…. Pengin pengsiun jadi nyonyah.
Ada apa sih di keluarga Lau kalau tahun baru cina? Pertama yang saya perhatikan majikan laki-laki sangat berbahagia menyambut tahun baru cina, ia selalu bersemangat sembayangan untuk almarhum ayah dan kakek neneknya. Sementara sodara-sodaranya tidak ada yang melakukan aktivitas seperti majikanku.

Senang rasanya ketika membukakan pintu untuk anak dan cucu nenek yang datang ucapan “san nin fai lok, san din kin hong” sambil menumpukan kedua tangan untuk penghormatan. Lalu mereka mengulurin lesi “sanin fail ok sandin kin hong” seru mereka. Kalau begini acaranya kepenginya lebaran cina terus, biar dapat lesi terussss…..