Bagi
saya lebaran cina selalu menjadi moment
terindah. Sembilan tahun bekerja di Hong Kong dengan orang Cina, membuat saya
banyak pengalaman tentang perayaan imlek yang mereka rayakan. Orang Hong Kong
ketika menghadapi liburan panjang, seperti lebaran tahun baru cina. Mereka
lebih suka berlibur keluar negeri setelah usai jaumauan makan bersama seanak
sodara dan bagi-bagi lesi.
Pada pengalaman pertama saya merasakan imlek
di Hong Kong, tidak merasakan kewalahan menghadapi pekerjaan yang katanya teman-teman
yang sama profesinya sama seperti saya bilang kalau lebaran cina harus
membersihkan rumah sampai benar-benar bersih dan mempersiapkan keperluan imlak,
nasib baik saya punya majikan tidak nyinyir. Jika di tanyain teman “Lebaran
cina mbokmu ngasih lesi berapa?”
pertanyaan lazim, bagi kami yang suka tanya. tidak ditanyakan juga kadang di
ceritakan ke teman tentang apa yang kita rasakan ketika menghadapi tahun baru
cina. Menghadapi pekerjaan yang tiada henti sebelum bubar pesta, itu pasti
melelahkan sampai gempor ketika majikan menuruh masak ini dan itu.
“Saya
dapat dua lesi, isinya $100. Jadi saya dapat dua ratus dollar. Maklum, aku kan kalau lebaran cina tidak nguras
tenaga, jadi berapa yang majikan kasih patut disukuri.” Jawabku, cerita dari
teman-teman saya ada yang mendapatkan hingga $3000 karena ia menjaga anak kecil
atau menjaga orang tua, jadi mereka kebanjiran lesi lebih banyak. Saya dikasih
dua ratus dollar sudah bersukur banget, sampai-sampai saya simpan di bawah
bantal hingga imlek tahun yang akan datang lagi.
Ketika
majikan saya pergi berlibur di luar negeri, saya di rumah sendirian. Dan saat
mau berangkat libur saya menemukan dua lesi di depan pintu. Ketika saya buka
isinya $100 per lesinya. saya sempat berfikir untuk apayah isi lesi ini? Akhirnya
uang lesi itu saya masukan kotak amal
yang berada di bawah apartermen ketika pak sekuriti menggalang dana untuk
bencana alam gempa di Cina. Semoga membawa berkah dunia dan akherat, Aamiin.
Begitulah
pengalaman pertama imlek di Hong Kong, terus yang ke dua dan ke tiga kalinya
tahun baru imlek di majian yang sama selama empat tahun, saya mendapat lesi
seperti biasa dua lembar tapi isi nilainya berkurang. Mungkin karena majikan
saya sedang krisis keuangan, atau mungkin mereka tidak puas dengan kerja saya sehingga
mereka mengurangi nilai pemberianya. Wallohi,
haya Allah yang thau.
Usai
masa kontrak saya di sana selama empat tahun, akhirnya saya memilih suasana
keluarga majikan baru dan mencari suasana baru. Majikan saya kali ini luar
biasa, rumahnya lebih mewah dari majikan saya yang dulu tinggal di apartermen
tua. Kelihatanya sih majikanku orang
kaya, orang Hong Kong yang bisa tinggal di sebuah apartermen elit Kondo,
pastinya dia orang kaya.
Dua
bulan saya tinggal di sana rasanya tidak kuat karena majikan yang cerewet minta
ampun. Akhirnya saya hanya bisa bertahan di sana selama tujuh bulan, dalam
kepenatan saya menghadapi pekerjaan dan majikan super crewet, saya pun di sana
melalui tahun baru cina. Tapi sayangnya saat majikan saya pergi liburan ke luar
negeri pada lebaran cina mereka menitipkan saya di Agenyc. Masih beruntung
dititipin di Agency, kalau diikat di rumah lalu ditinggal liburan ke luar
negeri apa tidak berabe seperti kasusnya KArtika yang di ikat dikursi dan di
kasih popok ketika majikanya pergi liburan.
Karena
majikan saya orang kaya jangan tanya deh, berapa saya dapat lesi dari mereka.
Pasti saya kasih tahu, karena setiap perjalanan hidup ini pasti ada hikmahnya. Mungkin
Allah Swt tidak memberi saya rejeki berbentuk lesi, tapi insya Allah, Allah
memberi rejeki saya dengan kesehatan akal
sehat dan sehat jasmani, terutama harus selalu bersukur dengan nikmat yang
Allah SWT berikan. Itu terpenting yang kita harapkan, sesungguhnya uang itu
tidak ada nilainya jika badan kita sakit. Ketika saya mendapatkan dua lembar
lesi yang berisi $10 dollar saya masukan ke kotak amal. saya haya berharap
punya majikan yang baik, boleh sembayang dan tidak megang babi.
Mustahilkan
mencari pekerjaan di Hong Kong yang mayoritas penduduknya tidak beragama.
Subbahanallah… setelah saya keluar dari rumah megah itu saya mendapatkan
majikan muslim asal Maroko yang sangat sederhana. Dia hanya seorang guru bahasa
Francis yang gajihnya sebatas honor. Untuk menghidupi kebutuhan rumah tangganya
dan menggajih pembantu sangatlah berat baginya. Akhirnya saya di sana haya satu
tahun enam bulan, karena mereka sudah tidak sanggup menggajih saya. Tinggal
bersama merekapun menjadi moment terindah ketika lebaran cina, merekapun
memberiku lesi. Ini diluar pikiran saya dia akan memberiku lesi, karena majikan
laki-laki orang dari Maroko
Ketika
saya akan pergi meninggalkan mereka Do’a tuluslah yang mereka berikan pada
saya. Mereka mendo’akan agar saya dapat majikan yang baik. Alhamdulilah, berkat
do’a mereka saya mendapat majikan baik dan pekerjaan yang tak begitu berat.
Selain majikan baik saya juga di beri suguhan pano rama alam yang indah di
Clear Water Bay.
Awal
tahun 2013 saya mulai bekerja dengan keluarga besar yang memiliki marga Lau
membuat saya banyak belajar arti kebersamaan dalam berkeluarga. Nenek yang saya
rawat mempunyai delapan anak yang sudah beranak pinak. Jadi kalau kumpul di
rumah semua anak dan cucu nenek akan terasa ramai seperti pasar petek. Aku
menjdi lebih sibuk dari pada imlek sebelumnya, ketika saya bekerja di sebuah apartermen
di perkotaan, tetapi sepi ketika merayakan tahun baru imlek.
Dengan
melihat kebersamaan kumpul bersama keluarga besar, membuat saya ngiri. Aku
ingin sekali ketika hari raya idhul fitri bisa kumpul keluarga dan bagi bagi
hadiah dan lesi. Kebersamaan mereka menginspirasi saya agar saya lebih dekat
dengan orang tua dan menyayangi
keluarga.
Majikan
saya pernah menjelaskan tentang lesi, lesi dalam bahasa inggrisnya red packe
atau lucky money. Lucky money adalah uang keberuntungan, jadi siapa yang mendapatkan
uang terbanyak atau sedikit itu menandakan keberuntungan kalian.
Di
tahun 2015 bulan Febuari ini adalah imlek yang ke 3 yang saya rasakan bersama
keluarga Lau. Saya berharap ini adalah tahun terakhir bekerja di Hong Kong dan
imlek kali ini adalah moment terakhir bagi saya, hi hi hi…. Pengin pengsiun
jadi nyonyah.
Ada
apa sih di keluarga Lau kalau tahun baru cina? Pertama yang saya perhatikan
majikan laki-laki sangat berbahagia menyambut tahun baru cina, ia selalu
bersemangat sembayangan untuk almarhum ayah dan kakek neneknya. Sementara
sodara-sodaranya tidak ada yang melakukan aktivitas seperti majikanku.
Senang
rasanya ketika membukakan pintu untuk anak dan cucu nenek yang datang ucapan
“san nin fai lok, san din kin hong” sambil menumpukan kedua tangan untuk
penghormatan. Lalu mereka mengulurin lesi “sanin fail ok sandin kin hong” seru
mereka. Kalau begini acaranya kepenginya lebaran cina terus, biar dapat lesi
terussss…..