Bertempat
di Rumah CahayaQu darul quran, Ust Farid
Wajdi, MA menjelaskan mengapa kita harus membaca Al Quran dengan
mengeja. “Pertama, karena kita biasanya kalau ngaji pengin cepat-cepat bisa, 30
jus langsung katam, seperti Rausul dan sahabat-sahabanya. Bahkan rasul sendiri
pernah langsung ditegur pada persoalannya, ‘jangan lah terburu-buru Ya Rausul dalam
membaca Al Qur’an. Surat Taha ayat:114 “janganlah engkau (Muhammad)
tergesa-gesa (membaca) Al Qur’an sebelum selesai, diwahyukan padamu” Nabi
Muhammad Saw, dilarang oleh Allah menirukan bacaan Jibril As, kalimat demi
kalimat sebelum Jibril As selesai membacanya, agar Nabi Muhammad menghafal dan
memahami betul-betul ayat yang diturunkan.
Bacalah
Al Qur’an dengan tartil, maksudnya dengan pelan-pelan, kita dituntut
mengucapkan huruf sesuwai hak-hak bunyinya, sementara agama kita tidak menuntut
kita langsung katam dalam 30 jus seperti Nabi dan sahabatnya itu. Kita dilarang
membaca Al Qur’an dengan tergesa-gesa. Kita perlu mempelajari waqof dimana panjang
pendeknya dalam membaca Al Qur’an. Ada juga hadisnya bagi yang membaca Al
Qur’an yang belum bisa maupun belum bisa tetap mendapatkan pahala setiap satu
kebaikan akan mendapatkan sepuluh pahala.
Beliau
pun menjelaskan, apakah salah bagi orang yang belum bisa membaca Al Qur’an
mengikuti One Day One Juz? Itu tidak salah. Dalam kontek membaca ODOJ itu
konteknya semangat dalam membaca Al Qur’an. Bagi orang yang membaca Al Quran
yang sudah lancer maupun belum lancer tetap dapat pahala, yang paling penting
kita selalu belajar memperbaiki bacaan Al Quran dengan baik dan benar.